Meskipun planet Merkurius lebih dekat dengan Matahari, planet Venus justru lebih panas. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa Venus lebih panas dibandingkan Merkurius. Berikut penjelasannya:
- Efek Rumah Kaca yang Ekstrem di Venus
Alasan utama mengapa Venus lebih panas adalah karena efek rumah kaca yang sangat kuat. Venus memiliki atmosfer yang sangat tebal dan sebagian besar terbuat dari gas karbon dioksida (CO₂). Atmosfer ini memerangkap panas dari sinar Matahari dan membuat planet terus menjadi semakin panas. Ketika sinar Matahari mencapai permukaan Venus, panasnya tidak bisa keluar kembali ke luar angkasa. Gas-gas seperti karbon dioksida bertindak seperti selimut besar yang menahan panas, menyebabkan suhu di permukaan Venus bisa mencapai 465°C—lebih panas dari oven dan cukup untuk melelehkan timah! - Atmosfer Tebal
Venus memiliki atmosfer yang jauh lebih tebal daripada Merkurius. Atmosfer di Venus kira-kira 90 kali lebih tebal dibandingkan atmosfer di Bumi. Hal ini berarti bahwa lebih banyak panas yang terperangkap di permukaan Venus. Di sisi lain, Merkurius hampir tidak memiliki atmosfer yang cukup tebal untuk menahan panas. Oleh karena itu, meskipun Merkurius sangat panas saat Matahari bersinar di siang hari, sebagian besar panasnya hilang ke luar angkasa saat malam hari, sehingga suhu di Merkurius bisa menjadi sangat dingin. Suhu di Merkurius bisa berubah dari sangat panas (sekitar 430°C) di siang hari menjadi sangat dingin (sekitar -180°C) di malam hari karena tidak ada atmosfer yang bisa menahan panas. - Jarak dari Matahari
Meskipun Venus lebih jauh dari Matahari dibandingkan Merkurius, jaraknya tetap cukup dekat sehingga menerima banyak sinar Matahari. Tetapi karena atmosfer Venus sangat efektif dalam memerangkap panas, Venus tetap lebih panas sepanjang waktu. Sebaliknya, Merkurius yang lebih dekat dengan Matahari tidak memiliki atmosfer yang bisa menahan panas dengan baik, sehingga permukaannya mengalami perubahan suhu yang sangat drastis antara siang dan malam. - Kondisi Permukaan Venus
Venus memiliki permukaan yang penuh dengan awan tebal yang terbuat dari asam sulfat. Awan ini tidak hanya membantu memerangkap panas tetapi juga memantulkan sebagian sinar Matahari, menyebabkan pantulan cahaya yang kuat di luar angkasa. Meskipun begitu, panas yang sudah terperangkap di bawah lapisan atmosfer ini tetap berada di permukaan dan menyebabkan suhu yang sangat tinggi. Sementara itu, Merkurius, yang memiliki permukaan berbatu, hanya menyerap panas saat Matahari bersinar langsung dan melepaskan sebagian besar panasnya ketika Matahari tidak lagi menyinari permukaan. - Rotasi yang Lambat
Venus berputar sangat lambat pada porosnya. Satu hari di Venus lebih panjang daripada satu tahun di Venus! Ini berarti bahwa satu sisi Venus bisa terkena sinar Matahari untuk waktu yang lama, yang menyebabkan permukaannya terus memanas. Di sisi lain, Merkurius berputar lebih cepat, sehingga tidak ada satu sisi yang terkena sinar Matahari untuk waktu yang sangat lama.
Jadi, meskipun Merkurius lebih dekat dengan Matahari, planet Venus jauh lebih panas karena atmosfer tebal yang kaya akan karbon dioksida, yang menyebabkan efek rumah kaca ekstrem. Atmosfer ini memerangkap panas Matahari di permukaan Venus, sehingga membuatnya menjadi planet terpanas di tata surya.